“Pak Jokowi telah menutup thrifting sejak bulan kemarin, padahal itu sudah berjalan lama dan mengakibatkan kondisi pertekstilan nasional khususnya di Majalaya terdampak sekali dengan beredarnya pakaian bekas,” kata Aep saat dijumpai di tempat usahanya di Majalaya, Minggu (2/4/2023).
Aep berharap, dengan dilarangnya bisnis baju bekas impor bisa mendongkrak bisnis dalam negeri, terutama apara pelaku UMKM.
“Dengan kebijakan ini, langkah pemerintah paling tepat menurut saya. Jadi harapannya jelas, bahwa dengan kondisi penutupan keran impor pakaian bekas otomatis produk lokal yang memasyarakat itu akan bangkit kembali karena produk lokal murah-murah seperti ada yang serba Rp 35 ribu, misalkan ada pakaian distro yang Rp 100 ribu empat atau Rp 100 ribu tiga,” ungkapnya.
Aep menyebut, masyarakat tidak memikirkan dampak panjang dari penggunaan pakaian bekas tersebut, terutama soal kesehatan. Selain itu, jika masyarakat menggunakan produk pakaian dalam negeri, itu dapat membantu pada perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.
“Dari pada beli barang bekas yang mungkin banyak masalah bisa ke kesehatan, menguntungkan segelintir orang, di satu sisi produk tekstil sangat membantu perekonomian nasional,” jelasnya.
Aep menyebut, langkah Presiden Jokowi dan Kementerian Perdagangan sudah tepat menutup keran pakaian impor bekas yang dapat membunuh para pengusaha kecil.
