Banyaknya Kendaraan, Walkot Bandung Singgung Soal Konversi Angkot

Bandung – Dinas Perhubungan (Dishub) mencatat saat ini jumlah kendaraan di Kota Bandung nyaris menyemai populasi penduduk.

Kabid Lalu Lintas dan Perlengkapan Jalan Dishub Kota Bandung Khairul Rijal menyebut jumlah kendaraan di Kota Bandung sebanyak 2,2 juta unit. Adapun, jumlah penduduk yakni sebanyak 2,4 juta jiwa. Akibatnya, kemacetan lalu lintas di Kota Bandung tak terhindarkan.

Sementara itu, dalam seminar ‘Bandung Hareudang’ yang digelar pada 2022, pertumbuhan kendaraan roda dua di Kota Bandung mencapai 300 unit per hari atau 108.000 unit per tahun. Sedangkan, roda empat mencapai 15.000 unit per tahun.

Kemudian, data yang disampaikan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jabar menyebutkan Kota Bandung salah satu daerah dengan pertumbuhan kendaraannya paling tinggi, dalam rentang 2014-2019 mencapai 6.025.48 unit. Rasionya, lebih banyak kendaraan ketimbang penduduk yang mencapai sekitar 2,5 juta jiwa.

Wali Kota Bandung Yana Mulyana pun tak menyangkal laju pertumbuhan kendaraan begitu tinggi. Di sisi lain, jalan di Kota Bandung relatif tak selebar daerah lainnya.

“Memang faktanya penjualan kendaraan pasti nambah. Tapi kota Bandung eksisting jalannya ya memang begini, agak sulit. Akhirnya kita hanya bisa rekayasa, kemudian apa perlintasan tidak sebidang, flyover dan lainnya,” ucap Yana kepada detikJabar usai acara peresmian rumah pompa di Jalan Cingised Kota Bandung, Rabu (15/2/2023).

Yana mengatakan jumlah penduduk Kota Bandung yang mencapai 2,5 juta jiwa itu pada saat malam hari. Namun, ketika siang hari, penduduk di Bandung bisa mencapai 3,7 juta jiwa. Sebab, jutaan masyarakat yang berada di Bandung Raya beraktivitas di Kota Bandung.

“Soal lampu lalu lintas terlama itu kan memang ada warga luar Kota Bandung yang melintasi traffic light atau lampu lalu lintas itu. Itu kan akhirnya jadi beban juga,” kata Yana.

Gembar-gembor Konversi Angkot

Yana selalu mengungkap rencana konversi angkutan kota (angkot) saat ditanya mengenai kemacetan. Rencananya, angkot di Bandung bakal dikonversikan dengan mikrobus. Jadi, tiga angkot bakal dialihkan menjadi satu mikrobus. Hal ini diyakini Yana bisa mengurangi jumlah kendaraan di Bandung. Dan, mendorong masyarakat beralih ke transportasi publik.

“Mudah mudahan kita bisa dorong warga beralih ke transportasi publik. Jadi kita harus bisa buat transportasi publik yang aman dan nyaman, harganya juga terjangkau,” ucap Yana.

Ia tak menampik layanan transportasi publik di Bandung tak bisa dimaksimalkan masyarakat. “Makanya mudah-mudahan ada program konversi tiga angkot jadi satu mikrobus. Ya bus sedang, mudah-mudahan itu kan mengurangi juga jumlah kendaraan yang melakukan aktivitas,” katanya.

Yana juga mengaku sudah berkoordinasi dengan kepala daerah yang di Bandung Raya. Ia mengatakan penanganan kemacetan di Kota Bandung harus terintegrasi dengan daerah sekitarnya, yang saat ini dinaungi oleh Badan Cekungan Bandung.

Sementara itu Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Yudi Cahyadi mendukung transformasi transportasi publik. Sebab, lanjut dia, pemda tak punya kewenangan untuk membatasi jumlah kendaraan. Namun, ia mengatakan peningkatan layanan tranposrtasi publik perlu didorong agar kendaraan pribadi tak mendominasi.

“Kota Bandung sekarang sudah mulai, insyallah 2924 ada program transformasi transportasi publik terintegrasi. Jadi, nanti ada beberapa koridor yang akan dijadikan pilot proyek. mengonversi sekitar 150 angkot menjadi 750 mikrobus,” ucap yudi.

“Jadi, secara jumlah seat lebih banyak. Di satu sisi mengurangi jumlah kendaraan, dan di satu sisi harapannya masyarakat bisa masuk ke mikortrans Bandung yang rencananya segera dilakukan di 2024,” kata Yudi.

Sebelumnya, pakar Transportasi ITB Sony Sulaksono. Menurutnya, salah satu faktor kemacetan adalah jumlah kendaraan yang tidak lagi bisa ditampung dengan kapasitas jalan yang ada.

“Salah satu penyebab kemacetan itu ketika jumlah mobil tidak bisa ditampung dengan kapasitas jalan yang ada,” kata Sony dikonfirmasi via sambungan telepon, Sabtu (11/2/2023).

Sebut saja kendaraan pribadi, Sony menyebut jumlahnya sudah cukup banyak. Pernyataan Sony sama seperti Dishub Kota Bandung jumlah kendaraan hampir mendekati populasi warga Kota Bandung.

Sumber: Detik Jabar

Leave a Reply

Your email address will not be published.