Siswa SMKN 8 Bandung Berhasil Meracik Motor Listrik

Bandung – Siswa SMKN 8 Bandung, Jawa Barat, berhasil meracik motor listrik bernama Matric 8. Motor listrik ini dibuat oleh enam orang siswa dan kini sedang dalam tahap uji coba.

Dilihat detikJabar, motor listrik yang dibuat siswa SMKN 8 Bandung ini menggunakan bodi sepeda motor merek Honda Beat yang telah dimodifikasi. Pada bagian roda belakang, terlihat jelas hasil modifikasi tersebut.

Arya Bayu Lesmana, salah seorang siswa yang ikut dalam membuat Matric 8 mengatakan, seluruh mesin asli pada motor yang semula berbahan bakar BBM ini dilepas. Selain melepas mesin, motor tersebut juga dibongkar pada bagian shockbreaker hingga swingarm.

“Kita ikut membongkar, awalnya motor bensin ya, kita bongkar semua blok mesin, CVT, shockbreaker, swingarm kita bongkar. Full bawaan motor bensin kita bongkar semua yang menyisakan hanya rangka dan bodi,” kata Arya saat ditemui detikJabar, Jumat (3/2).

Dalam membuat motor listrik itu, Arya mengaku mendapat sejumlah kendala. Salah satu kendala paling besar adalah sulitnya mencari bahan baku untuk merakit kendaraan listrik tersebut.

“Kesulitannya yang pertama nyari bahan untuk motor listrik, harganya juga masih mahal-mahal, itu aja kesulitannya apalagi baterai yang paling mahal,” ujar Arya.

Kini motor listrik Matric 8 sudah di uji coba dan sempat ikut dalam sejumlah pameran karya buatan SMK se-Jawa Barat. Arya mengaku bangga dengan karya buatan sekolahnya tersebut.
Siswa SMKN 8 Bandung ciptakan motor listrik.Siswa SMKN 8 Bandung ciptakan motor listrik. Foto: Bima Bagaskara/detikJabar

Menurut dia, saat ini kendaraan listrik sangat dibutuhkan di tengah kemajuan teknologi. Dengan hadirnya kendaraan listrik bisa mengurangi polusi udara dan suara.

“Bangga ya, senang bisa ikut meramaikan kendaraan listrik karena ke depannya kita ikut bermain teknologi, akan ada perkembangan pesat, sebelum itu kita harus punya rencana agar siap mengikuti zaman, dan juga bisa mengurangi polusi udara suara juga,” tutur Arya.

Kepala Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMKN 8 Bandung Deden Bhakti Indradi Daryana menuturkan ide pembuatan Matric 8 berawal dari makin maraknya konversi kendaraan listrik di Indonesia saat ini.

“Ide ini muncul setelah sekarang ramai soal konversi dari BBM ke listrik, kita terinspirasi. Kita punya motor Honda Beat ini awalnya normal, berbahan bakar bensin, lalu mesinnya kita lepas,” ujar dia.

“Kita mau setting mesin untuk balap. Sehingga sisa hanya rangka. Dari pada nggak terpakai ya sudah, kita gunakan untuk kendaraan listrik. Sehingga mesin tetap untuk setting racing, frame kita untuk kendaraan listrik,” kata Deden.

Siswa-siswa SMKN 8 Bandung begitu antusias untuk terjun dalam pengembangan kendaraan listrik. Sehingga sekolah mendukung penuh keinginan siswa untuk menciptakan Matric 8.

Dalam prosesnya, Matric 8 diciptakan selama kurang lebih dua minggu dan dikerjakan oleh enam orang siswa, termasuk Arya. Selama proses pembuatan, kendala utama yang dihadapi adalah masalah sparepart.

“Saat ini kendalanya memang di sparepart, memang sudah banyak tapi harganya masih tinggi. Jadi ya dari sisi pendanaan harus ekstra,” ujarnya.

Untuk mengkonversi satu unit sepeda motor, kata dia, diperlukan biaya antara Rp 15-30 juta. Biaya itu disesuaikan dengan spesifikasi motor listrik yang ingin dibuat.

Deden memaparkan proses pembuatan Matric 8. Setelah mesin asli sepeda motor dilepas, dilakukan modifikasi dan juga penambahan sparepart motor listrik.

“Prosesnya gini, mesin dilepas full kemudian swingarm juga dilepas diganti custom, dipasang motor listrik di roda belakang, setelah itu dipasang baterai, dibuat dudukan, kita buat juga untuk kontroler, MCB, ditambah untuk suspensi belakang,” katanya.

Matric 8 karya siswa SMKN 8 Bandung ini digerakkan dengan menggunakan baterai jenis Lithium ION berkapasitas 72 volt 25 AH sehingga mampu menempuh jarak sekitar 50 kilometer.

Ke depan, SMKN 8 Bandung bakal mengembangkan Matric 8 dengan memadukan teknologi motor listrik dan android. Selain itu, bakal dipasang juga GPS pada motor tersebut.

“Rencana yang terdekat akan gunakan kontroler berbasis Android atau finger print tanpa kunci, kita masukkan fitur GPS sehingga bisa dikontrol posisi unitnya dimana,” ujar Deden.

Sumber: Detik Jabar
Leave a Reply

Your email address will not be published.