Mari Berkelana, Menghabiskan Waktu di Alam Penuh Makna

PIKIRAN RAKYAT- Manusia dan alam seolah tidak terpisahkan, alam memberikan segalanya yang manusia butuhkan.

Sebagai makhluk sosial, tak hanya sesama manusia saja, mengenal alam sekitar juga diperlukan.

Tahukah Anda, ternyata hidup dekat dengan alam serta menghabiskan waktu di sana banyak sekali manfaatnya.

Dirangkum Pikiran-Rakyat.com dari healthline, beberapa penelitian terbaru mengungkap manfaat dari dekat dengan alam.

Sejumlah penelitian telah mengungkapkan efek positif yang didapat dari alam dan lingkungan terhadap kesehatan mental dan fisik

Berdasarkan penelitian baru dari Universitas Tokyo menunjukkan manfaat menghabiskan waktu di alam jauh lebih luas daripada yang diyakini sebelumnya.

Para peneliti melakukan tinjauan sistematis terhadap 301 artikel akademis, yang mencakup 62 negara, tentang ‘jasa ekosistem budaya’ (CESs) yang dikenal sebagai “kontribusi non-materi atau tidak berwujud” untuk kesejahteraan yang disediakan alam.

Diungkap penulis studi Alexandros Gasparatos, PhD, profesor ilmu keberlanjutan. di Institute for Future Initiatives (IFI) di Universitas Tokyo, ada 227 ‘jalur’ unik yang ‘menghubungkan satu CES ke satu konstituen kesejahteraan manusia, yang lebih banyak dari yang diduga sebelumnya.

Alam dan kesejahteraan: Apa hubungannya?

Gasparatos mengatakan berhubungan dengan alam memberikan kesempatan untuk rekreasi, pemenuhan spiritual, pengembangan pribadi, hubungan sosial, dan pengalaman estetika.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa terlibat dalam peluang tersebut dapat memberikan manfaat seperti peningkatan kesehatan fisik dan mental, kohesi sosial, dan rasa tempat.

Di samping 227 jalur yang diidentifikasi oleh peneliti Universitas Tokyo, Gasparatos mengatakan mereka juga menentukan 16 ‘mekanisme individu.’.

Ia menggambarkan mekanisme ini sebagai ‘jenis koneksi menyeluruh yang melaluinya jalur yang lebih spesifik dibuat.’

Menurut Gasparatos, penelitian sebelumnya telah menyoroti beberapa mekanisme, tetapi penelitian baru telah mengidentifikasi 10 lainnya, termasuk:

1. Kohesif: Pengembangan hubungan manusia yang bermakna melalui interaksi dengan alam.

2. Formatif: Ketika unsur-unsur seperti suasana hati, sikap, perilaku, dan nilai-nilai berubah secara instan atau dalam waktu singkat, mengikuti interaksi dengan alam.

3. Satisfactive: Merasa bahwa harapan dan kebutuhan Anda terpenuhi melalui interaksi dengan alam.

4. Transenden: Memperoleh manfaat yang berkaitan dengan nilai-nilai agama atau spiritual setelah berinteraksi dengan alam.

Meskipun temuannya tidak selalu mengejutkan, setidaknya bagi para ahli dibidang tersebut penelitian itu memberikan upaya komprehensif pertama untuk mensistematisasikannya, kata Gasparatos.

Dalam pengertian ini, ini memberikan basis informasi yang kohesif dan kerangka konseptual tentang bagaimana hubungan ini terjadi.

Ketika berhubungan dengan alam dan lingkungan, mekanisme ini dapat dirangsang dengan berbagai cara.

Misalnya, berjalan-jalan santai di hutan, membantu membersihkan pantai, menjelajahi kota baru, atau mencari buah beri adalah aktivitas yang merangsang rasa terhubung.

Para peneliti juga mencatat bahwa persilangan mekanisme dapat terjadi, yang semakin meningkatkan dampaknya.

Misalnya, merawat alam dengan kegiatan rekreasi berbasis alam, seperti berkebun, akan mencakup mekanisme kognitif dan evolutif.

Tetapi rangsangan tidak selalu harus datang dari dunia luar.“Selama berabad-abad, para pembangun kuil di seluruh dunia diketahui bahwa langit-langitnya yang tinggi mendorong kita ke arah pemikiran abstrak dan perasaan kagum,” jelas Michal Matlon, psikolog arsitektur dan tempat di Living Core.***

Sumber : Pikiran Rakyat

Leave a Reply

Your email address will not be published.