Usaha Keripik Singkong Menghasilkan Cuan

Bandung – Pernah mencoba peruntungan berjualan susu murni dan yogurt kemasan, pemuda di Kota Bandung bernama Muhammad Arif Rahman (27) sukses berjualan keripik singkong kemasan kesenian yang setiap bulannya beromzet mencapai Rp 500 juta.

Usaha keripik singkong yang dijalaninya sejak tahun 2016 lalu itu di namai Kaseptos. Bisnis ini dibangun secara rumahan.

“Didirikan sejak 2016, di rumah di Bandung,” kata Arif kepada detikJabar belum lama ini.

Arif menyebut, selain rasa yang enak, kemasan keripik singkongnya dibuat semenarik mungkin. Bahkan, bekas kemasannya dapat dimanfaatkan sebagai tempat pensil atau pot bunga.

“Satu pcs harganya Rp 35 ribu dengan berat 100 gram. Ada enam rasa, cokelat, rumput laut, sapi panggang, pedas gurih, balado sambel ijo, keju balado. Cocok buat ngemil, snack nongkrong atau nonton tv,” ujarnya.

Kepada detikJabar, Arif mengaku produk keripik singkongnya ini sudah merambah ke ritel-ritel yang ada di Bandung, Jakarta, hingga Tangerang.

“Sebulan bisa 16 ribu sampai 20 ribu pcs. Sudah masuk ke Trans Mart di Jakarta dan Tanggerang kebanyakan,” ucapnya.

Arif mengaku menjadi UMKM binaan Kadin Kota Bandung sejak tahun 2017. Sejak saat itulah usahanya terus berkembang dan dapat menyerap tenaga kerja hingga 60 orang.
Keripik singkong Kaseptos yang hasilkan cuan hingga Rp 500 juta per bulan.Muhammad Arif Rahman memperlihatkan produk keripik singkong Kaseptos. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Arif menyebut, bahan baku singkong yang digunakan untuk keripik singkongnya didatangkan langsung dari Kabupaten Subang. Di sana, Arif memiliki sejumlah vendor singkong yang biasa menyuplai singkong ke tempatnya.

“Singkong dikirim dari Subang. Sehari 3 kuintal, seminggu sekitar 1,8 ton,” tuturnya.

Arif lalu bercerita soal bisnis susu murni dan yogurt kemasan yang ditinggalkannya. Sebab yogurt tidak tahan lama dan tidak bisa dikirim ke luar kota. Karena alasan itu, dirinya banting stir berjualan keripik singkong.

“Sebelumnya jualan susu sama yogurt, cuman karena permintaan konsumen dari luar kota nggak bisa tahan lama, akhirnya kita ciptakan produk yang tahan lama bisa bisa dijual keluar kota, bahkan ke luar negeri,” ungkapnya.

Disingung terkait omzet penjualan keripik singkongnya, Arif sebut mencapai Rp 500 juta. “Omzet kasar sekitar setengah M (miliar),” katanya.

Selain dipasarkan di dalam negeri, keripik singkong yang diproduksinya itu juga dipasarkan ke luar negeri.

“Dijual ke Singapura, Hongkong dan sekarang juga ada permintaan dari Korea. Tapi belum kita fokusin karena ada perbaikan dari segi kemasan, sama legalitas mau ke BPOM karena sekarang baru PIRT,” pungkasnya.

Sumber: Detikjabar.id
Leave a Reply

Your email address will not be published.