Seperti yang dirasakan oleh perajin beduk, Suparno (52). Warga Kelurahan Sentul Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar yang semangat memproduksi beduk pesanan dari pelanggan. Dia juga mengukir beduk secara manual.
Suparno mengaku pesanan beduk mengalami peningkatan sekitar 40 persen dibandingkan hari normal. Pemesan beduk ini berlangsung dari satu bulan yang lalu, hingga menjelang Ramadhan.
“Pesanan (beduk) meningkat karena mendekati Ramadhan seperti ini. Jadi produksi beduk kami ikut meningkat. Ya sekitar 40 persen dari biasanya,” ujarnya kepada detikJatim, Sabtu (18/3/2023).
Satu beduk ukuran sedang bisa membutuhkan waktu produksi sekitar 20 hari. Selain ukuran, bentuk atau ornamen beduk juga disesuaikan dengan permintaan. Sebab, ada pula yang menghendaki beduk polosan.
“Rata – rata per satu beduk itu harganya Rp 10 juta, lengkap dengan penyangga dan pemukulnya. Tapi kami juga menyediakan beduk polosan harga di bawah itu,” terangnya.
Pelanggan beduk produksi Suparno didominasi dari luar kota. Seperti pesanan dari Tulungagung, Kediri dan Malang.
Saat ini, Suparno dan karyawannya sedang mengerjakan dua buah beduk pesanan dan beberapa beduk untuk stok. Beberapa bulan lalu juga sudah mendapat pesanan, sekitar 10 buah beduk. Adapun kayu yang digunakan untuk membuat beduk yakni kayu nangka dan mahoni.
Selain beduk, Suparno juga memproduksi rebana. Ada sekitar lima orang karyawan yang membantunya. Menurutnya, untuk menjaga kualitas produk, maka dipilih karyawan yang sudah berpengalaman.
“Ada yang khusus membuat beduk, ada juga yang khusus membuat rebana. Sudah ada bagian tugasnya masing-masing,” imbuhnya.
Rebana produksi Suparno dijual dengan harga mulai dari Rp 250 ribu sampai Rp 375 ribu per pcs. Harga tersebut disesuaikan dengan ukuran dan jenis rebana.
“Alhamdulillah tetap ada yang pesanan. Bisa memenuhi kebutuhan pelanggan, dan bantu ekonomi karyawan,” tandasnya.