Penyebab Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman Kembali ke Liga Indonesia

PIKIRAN RAKYAT – Dua bintang Timnas Indonesia, Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri yang sebelumnya berkarier di Liga Eropa memutuskan balik kandang untuk merumput di BRI Liga 1. Pasalnya, kedua pemain ini digadang-gadang akan mempunyai prospek cerah di Eropa.

Terlebih, mereka mempunyai skill dan performa yang tak kalah saing dengan pemain Eropa. Cara bermain yang taktikal lewat umpan-umpan pendek mematikan menjadi satu di antara segudang kualitas yang dimiliki kedua pemain ini.

Sejauh ini, Egy dan Witan adalah dua nama paling populer di kancah sepak bola Tanah Air yang dikenal pernah bermain di sejumlah klub di Liga Eropa sejak berusia 18 tahun.

Untuk Egy, sejak 2018 ia sudah merumput di Liga Polandia bersama klub Lechia Gdansk, lalu hijrah ke FK Senica di Liga Slovakia. Tak lama, berlabuh ke klub asal Slovakia lainnya, Zlate Morache.

Selang beberapa tahun, wonderkid asal Palu Witan Sulaeman menyusul Egy untuk berkarier di Eropa. Awalnya sih, terlihat membaik dan berjalan bak novel dengan alur happy ending.

Di Eropa, Witan pernah bermain di klub yang sama dengan Egy, yakni Lechia Gdanks dan FK Senica. Di dua klub itu Witan tak kerasan, mengingat ia jarang tampil penuh.

Barulah, di klub terakhirnya AS Trencin (Liga Slovakia) ia baru menemukan tajinya dengan menorehkan 4 gol dari 14 pertandingan. Sialnya, ‘kutukan’ itu kembali datang menghantui pemain timnas kita dengan membuat keputusan hengkang dari Eropa sebelum mekar.

Sejatinya, Witan masih terikat kontrak dengan AS Trencin hingga Juni 2024. Parahnya lagi, dua hari sebelum digaet Persija, ia dikabarkan masih ikut menjalani latihan bersama AS Trencin. Nilai pasar Witan pun di pasar transfer mencapai 3,5 Miliar.

Dia dinilai tak seharusnya ia mudik lebih cepat dan berkarier di Liga Indonesia, menyusul performa apiknya di AS Trencin.

Anehnya, kedua pemain ini mudik ke Liga Indonesia pada waktu yang kurang lebih bersamaan. Egy diumumkan jadi rekrutan baru Dewa United pada 30 Januari 2023, sedangkan Witan diresmikan sebagai pemain baru Persija pada 31 Januari 2023.

Apalagi, saat ini kondisi liga sedang tidak baik-baik saja usai terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Lalu disusul dengan berbagai persoalan pelik di PSSI serta dihentikannya kompetisi Liga 2 dan Liga 3.

Alasan ‘yang mengemuka di balik hijrahnya Egy dan Witan dari Eropa ke BRI Liga 1, yakni minimnya menit bermain, kalahnya persaingan, dan yang terakhir tentunya mental pejuang.

Dua alasan pertama dianggap tidak menjadi alasan urgen yang layak masuk pertimbangan. Pertama, mereka berdua selama ini bermain di klub Eropa yang notabene tim yang tidak banyak disorot alias klub menengah.

Kondisi ini seharusnya bisa dimanfaatkan dengan berbagai solusi dari PSSI atau agen sang pemain untuk menambah jam terbang mereka berdua. Egy itu berkarier di Eropa hampir 5 tahun dan Witan selama 2,5 tahun.

Jika itu yang menjadi alasan, maka Egy dan Witan pastinya tidak akan bertahan selama itu di Eropa.

Dalam penelusuran lainnya, capaian Egy dan Witan di Eropa nyatanya bisa terbilang cukup meningkat dibanding pada musim pertama. Rinciannya, pada awal musim bersama Lechia Gdansk, Egy sedikit melempem dengan bermain sebanyak 10 laga dan tanpa mencetak sebiji gol pun. Namun, saat di FK Senica performanya membaik dengan menorehkan 2 gol dari 20 laga.

Sementara, Witan saat di Lechia Gdansk tampil kurang mengigit. Tapi kondisi ini berubah drastis saat ia berlabuh ke FK Senica. Di klub itu, ia bermain sebanyak 8 kali dan sumbang 2 gol. Performanya baru terasa kala ia membela AS Trencin. Dengan rincian 4 gol dan 3 assist dalam 460 menit bermain.

Sebelum Egy dan Witan berkarier di Eropa, Indonesia pernah mengirim sejumlah pemainnya untuk merumput di Eropa. Pada era 90-an, ada nama Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Kurnia Sandi yang pernah mencicipi atmosfer Liga Italia bersama Sampdoria.

Di pertengahan tahun 2010, kita sebenarnya mempunyai harapan besar kepada Syamsir Alam yang juga dikirim ke luar negeri untuk meningkatkan level pemain Indonesia. Saat itu Syamsir membela tim Penarol (Liga Uruguay), Vise (Liga Belgia) dan D.C. United (Liga USA).

Terbaru, pemain asal Persebaya Marselino Ferdinan digaet oleh klub Liga 2 Belgia, KMSK Deinze dengan durasi kontrak 1,5 tahun.

Dengan berkariernya Marselino di Belgia, harapan itu kembali terbuka untuk menyaksikan pemain Indonesia berlaga di level Eropa dan pulang saat usianya memasuki masa pensiun. Seperti yang kerap terjadi pada pemain bintang dunia, berlaga di Eropa di usia muda, balik kandang pada usia menuju pensiun, bukan sebaliknya.***

Sumber: Pikiran Rakyat

Leave a Reply

Your email address will not be published.