Mengunjungi Perpustakaan Ajip Rosidi di Kota Bandung

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ajip Rosidi, seorang sastrawan dan pengarang yang terkenal serba bisa tutup usia pada 29 Juli 2020 lalu di usianya yang ke 82 tahun.

Walaupun raganya telah berpulang, tapi karyanya abadi. Banyak hasil karyanya yang menjadi sumber ilmu di masa sekarang, ditambah lagi almarhum memberikan hadiah manis berupa perpusatakaan yang didirikan di Jalan Garut, Kota Bandung.

Perpustakaan Ajip Rosidi dikelola langsung oleh Yayasan Pusat Studi Sunda yang diresmikan pada 15 Agustus 2015. Tempat ini terdiri dari 3 lantai dengan ruangan pustaka yang berada di lantai 2.

Ketika Radar Bandung mengunjungi perpustakaan tersebut, Jumat (10/2/2023), petugas perpustakaan Melisa menjelaskan bahwa jam operasional perpustakaan setiap hari Senin sampai Jumat, buka dari jam 09.00 WIB sampai 16.00 WIB.

Pengunjung dibebaskan membaca buku yang tersedia di sana, diperbolehkan juga untuk meminjam dengan kartu identitas sebagai jaminannya. Koleksi buku yang tersimpan di Perpustakaan Ajip Rosidi sekitar 40.000 jenis buku dengan bahasa dan budaya Sunda sebagai koleksi utamanya.

Menurut Melisa, sewaktu dulu mendiang Ajip Rosidi sempat mengajar di luar negeri, sehingga koleksi buku selain bahasa dan budaya Sunda pun banyak dijumpai, misalnya buku-buku berbahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Italy, bahasa Spanyol, dan bahasa Arab di perpustakaan tersebut.

Selain koleksi pribadi Ajip Rosidi, perpustakaan tersebut juga mendapat sumbangan buku dari rekan-rekan terdekat almarhum, dari penerbit, dan yayasan lain, misalnya Yayasan Santa Ursula yang banyak menyumbangkan buju berbahasa Belanda.

Perpustakaan Ajip Rosidi diharapkan bisa menjadi solusi untuk permasalahan kepunahan bahasa Sunda dan bahasa daerah lainnya di Indonesia, sehingga tetap bisa dikembangkan dan dilestarikan. Selain itu, tempat ini diharapkan bisa menjadi ladang bagi siapapun yang mencari bahan penelitian.

“Di Bandung kan banyak universitas yang ada jurusan bahasa dan sastra Sunda, tapi belum tentu semuanya punya bahan untuk penelitian ke depannya. Jadi, tujuan utama Pak Ajip mendirikan perpustakaan ini adalah untuk membantu generasi selanjutnya supaya bisa melihat ke belakang apa yang ada dan dikembangkan lebih jauh lagi,” jelas Melisa.

Begitu mulia upaya yang dilakukan oleh Ajip Rosidi untuk mempertahankan dan melestarikan budaya Indonesia, terkhusus bahasa dan budaya Sunda. Kita, sebagai generasi yang tinggal menikmati hadiah manis tersebut sebisa mungkin dapat menggunakannya secara maksimal, jangan sampai fasilitas ini tidak terjamah oleh generasi masa kini. (Anggun Nurfahmi)

Sumber: Radarbandung.id

Leave a Reply

Your email address will not be published.