Kota Bandung Miliki Jumlah Pasien HIV/AIDS Lebih Banyak dari Daerah Lain

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Baru-baru ini beredar data mengenai 12.358 pengidap HIV/AIDS yang mendapat pelayanan kesehatan di Kota Bandung, dan disebutkan juga bahwa 5.843 di antaranya berdomisili di Kota Bandung, serta 414 di antaranya mahasiswa.

Selama ini sejumlah fasilitas kesehatan di Kota Bandung memang menjadi tempat pelayanan bagi orang terdiagnosis HIV/AIDS yang tak hanya melayani warga Kota Bandung.

Ternyata, data tersebut adalah data kumulatif atau keseluruhan sejak 1991 sampai 2021.

“Jumlah 12.358 orang terinfeksi HIV merupakan jumlah orang yang terdiagnosis HIV dari dalam wilayah Kota Bandung dan luar wilayah Kota Bandung, yang datang ke fasilitas layanan kesehatan Kota Bandung sejak tahun 1991 sampai 2021, selama kurang lebih 30 tahun. Mereka mendapat layanan HIV di Kota Bandung,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Ryan Bayusantika Ristandi, di Bandung, Jumat (26/8/2022).

Ia mengatakan, selama ini memang sejumlah fasilitas kesehatan di Kota Bandung menjadi tempat pelayanan bagi orang yang terdiagnosis HIV/AIDS yang tidak hanya melayani warga Kota Bandung.

Ryan menambahkan, pada periode yang sama, yakni selama 30, jumlah pasien HIV yang memiliki KTP Kota Bandung adalah 5.843 kasus.

“Jumlah kasus HIV penduduk domisili Kota Bandung sejak tahun 1991 sampai dengan 2021, selama 30 tahun, sebanyak 5.843 kasus,” kata Ryan.

Kemudian dari angka tersebut, yang saat ditemukan statusnya masih menjadi mahasiswa, sejak tahun 1991 sampai 2021 atau selama 30 tahun, adalah sebanyak 407 Kasus atau 6,97 persen dari total kumulatif kasus HIV pada penduduk domisili Kota Bandung

“Jadi 414 orang mahasiswa itu adalah akumulatif dari tahun 1991-2021,” ujar Ryan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, pada periode Januari-Juni 2022, terdapat 3.744 kasus HIV/AIDS positif di Jawa Barat.

Dari angka tersebut, yang mulai menjalani Antiretroviral Therapy atau ART mencapai 2.850 orang.

Dari data tersebut, ada daerah di Jabar dengan kasus HIV positif tertinggi, yakni Kota Bandung (410 kasus), Kabupaten Bogor (365 kasus), Kota Bekasi (365 kasus), Kabupaten Indramayu (352 kasus), dan Kabupaten Bekasi (217 kasus), Kabupaten Bandung (212 kasus), dan Kota Bogor (192 kasus), dan Kabupaten Cirebon (173 kasus).

Saat ditanya mengapa jumlah pasien HIV AIDS di Bandung lebih tinggi dari daerah penyangga Jakarta, Ryan mengatakan hal ini karena di kota Bandung terdapat RS Rujukan HIV dari tahun 2004, yakni RSHS.

“Dan di Kota Bandung banyak terdapat pendatang yang juga berkarier dan bersekolah, sehingga harus mengakses layanan kesehatan di Kota Bandung, termasuk dalam pelaksanaan skrining HIV,” kata Ryan.

Ia pun mengatakan ada korelasi antara keaktivan KPA dan aktivis HIV di Kota Bandung dengan temuan tingginya kasus di Bandung.

Hal ini karena output dari kegiatan KPA menunjang program HIV di Jabar, dan sebagai koordinator Mitra LSM, pelopor Berdirinya WPA (warga peduli AIDS). (*)

Sumber : Tribun Jabar

Leave a Reply

Your email address will not be published.