Kisah Sukses Kripik Maicih yang Melegenda di Bandung

TRIBUNJABAR. ID, BANDUNG – Memulai sebuah bisnis memang tak semanis impian yang diharapkan.

Butuh berbagai macam proses, kerjasama tim yang baik, dan juga siap menerima tantangan yang dihadapi.

Bermula dari senang jajan keripik, Bob Merdeka dan Meiry Anwar justru berhasil mengembangkan bisnis keripik pedas yang namanya melegenda di Bandung.

Bob Merdeka dan Meiry Anwar, pasangan di balik suksesnya perjalanan Maicih. Camilan keripik kentang yang sudah 13 tahun eksis tersebut bermula dari bukan lapak di jalan hingga ekspansi ke 6 negara.
Bob Merdeka dan Meiry Anwar, pasangan di balik suksesnya perjalanan Maicih. Camilan keripik kentang yang sudah 13 tahun eksis tersebut bermula dari bukan lapak di jalan hingga ekspansi ke 6 negara. (TRIBUNJABAR.ID/PUTRI PUSPITA)

Adalah keripik Maicih yang namanya cukup fenomenal karena nge-hits pada 2010.

Meiry mengatakan ia dan Bob adalah teman sejak SMP yang senang mencari keripik pedas.

“Kita terpikir untuk jualan keripik dan sempat mikir yaudah kalau nggak laku nggak apa-apa, pasti dimakan juga sama kita berdua,” kata Meiry saat ditemui di Selaras Guest House, Jalan Taman Cibeunying, Jumat (17/3/2023).

Namun siapa sangka sejak mulai berjualan, para sahabatnya mendukung mereka dan membeli keripik singkong pedas tersebut.

Bermula dari menjual  dengan mengantar dari rumah ke rumah, nama Maicih pun memanfaatkan media sosial Twitter untuk memperkenalkan produknya supaya bisa di kenal oleh kalangan yang lebih luas.

Maicih menjadi viral dan disukai oleh banyak kalangan terutama generasi muda.

Cukup banyak orang yang rela antri dan mencari info kapan Maicih membuka lapak jualannya untuk dikunjungi.

“Karena capek juga kalau setiap hari harus nganter sendiri. Awalnya itu kita membuat drop point di Jalan Raden Patah di sebuah toko buku, dan taunya malah jadi rame sama pembeli keripik,” ucapnya.

Lalu Maicih pun makin dikenal dengan jualan membuka lapak menggunakan mobil. Meiry mengatakan ide tersebut muncul dari para ‘Jendral’ (sebutan distributor Maicih).

“Kita waktu itu nggak punya mobil, masih pakai motor. Alasan pakai mobil karena mereka itu kan banyaknya anak kuliah mungkin ingin jualan tapi  nggak punya toko sehingga Maicih menjadi tambahan yang jajan,” kata Meiry.

Tantangan yang dihadapi Meiry dan Bob memang tidaklah mudah dalam membangun usaha Maicih ini.

Meiry menjelaskan terdapat banyak tantangan yang dihadapi untuk membuat Maicih ini tetap bertahan.

“Pada 2012 kita akhirnya membangun pabrik sendiri dan pada 2013 kita juga mengalami kebakaran saat sebulan setelah melahirkan anak pertama,” ucapnya.

Sementara itu Bob menyebutkan, dari perjalanan rasa selama 13 tahun ini, ia pun mendapatkan pelajaran berharga dalam menjalani bisnis.

“Ternyata bukan hanya fokus akan produknya saja tetapi saya juga harus mempelajari orang-orang di dalamnya. Harus terus kreatif dan mengetahui orang-orang sukanya apa,” katanya.

Semenjak muncul keripik pedas Maicih, berbagai produk serupa pun hadir dengan nama yang sama.

Bob mengatakan adanya kompetitor saat ini justru menjadi persaingan yang positif untuk terus menjadi lebih baik.

Namun ia menegaskan tidak merasa terganggu dengan adanya produk serupa yang juga disukai konsumen karena saat ini Maicih lebih fokus akan menjaga kualitas rasa untuk memenuhi pelanggannya.(Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita )

Sumber: Tribunnews.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.