DPD Golkar Jabar: Kader Harus Buktikan Karyanya di Masyarakat

Jakarta – Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat Tubagus Ace Hasan Syadzily mengajak para kader Golkar untuk memperkuat ideologi karya kekaryaan. Adapun ideologi ini merupakan prinsip berpartai dengan lebih mengedepankan karya dan kekaryaan sehingga bisa berperan baik dan bermanfaat bagi manusia lainnya.

“Partai itu adalah sistem dari masyarakat modern. Karena itu setiap orang berhak untuk mendirikan partai, tetapi harus jelas ideologi yang diperjuangkannya. Nah Partai Golkar, bapak ibu jelas ideologi perjuangannya, yaitu karya kekaryaan. Kalau dalam bahasa agamanya dikenal dengan istilah amal soleh,” kata Ace dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/4/2023).

Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan pada Safari Ramadhan Partai Golkar Jawa Barat di Ponpes Cadangpinggan Kabupaten Indramayu yang diasuh KH. Abdul Syakur Yasin, MA atau Buya Syakur, Jumat (14/3).

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini mengatakan Partai Golkar bukan partai agama. Partai Golkar juga tidak menjual agama atau simbol ajaran agama hanya untuk mendapat raihan dukungan politik sesaat.

“Ideologi Partai Golkar adalah bekerja demi kemaslahatan masyarakat, negara dan bangsanya. Karena itu kader Golkar harus betul-betul bisa menjalankan dan membuktikan karya-karyanya di depan masyarakat,” paparnya.

Pria yang akrab disapa Kang Ace ini pun mengaku bangga Partai Golkar bisa diterima di Pondok Pesantren Cadangpinggan. Terlebih, selama ini Buya Syakur selaku pengasuh pondok pesantren dikenal sebagai ulama yang luas ilmu keagamaan.

“Pikiran-pikiran serta gagasan Buya ini dikenal sangat menyejukkan bagi keutuhan bangsa dan negara yang kita cintai. Pandangan-pandangannya selalu relevan dengan pandangan Partai Golkar,” urainya.

Ace menilai beberapa gagasan Buya Syakur yang disampaikan melalui media sosial maupun saat mengajar para santrinya selalu menunjukan Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Ia mengatakan Islam merupakan agama yang memberikan rahmah (kasih sayang) sehingga menjadi obor dan pedoman bagi umat manusia. Adapun pedoman ini bukan hanya untuk umat Islam saja, melainkan bagi seluruh alam semesta.

“Tentu pandangan keagamaan Buya Syakur ini patut ditiru patut kita jadikan sebagai pedoman. Karena orisinalitas dari pandangan-pandangan keagamaannya yang luar biasa,” katanya.

Tidak hanya itu, menurut Ace, Buya Syakur merupakan ulama yang berada dan hadir di tengah masyarakat.

“Beliau adalah seorang ulama. Tidak hanya di perguruan tinggi, tidak hanya di pesantren, tetapi kalau dalam bahasa kerennya adalah ulama yang ‘down to earth’ atau membumi.

Dalam kesempatan tersebut, Ace mengaku senang lantaran Buya Syakur ternyata merupakan pendukung Partai Golkar.

“Saya sungguh sangat bergembira. Ternyata Buya Syakur ini juga salah satu pendukung Golkar di Indramayu. Ya saya tadi mendapatkan cerita dari mas Daniel (Ketua Harian DPD Partai Golkar Jabar Daniel Muttaqien) beliau ini insyaallah masih konsisten di Partai Golkar, masih tercatat sebagai Dewan Pertimbangan Partai Golkar Kabupaten Indramayu,” jelasnya.

Dijelaskannya, keterlibatan Buya Syakur dan ulama lain di Partai Golkar bukan semata untuk mendapatkan dukungan, namun untuk memperoleh pandangan keagamaannya. Pasalnya, Buya Syakur memiliki kesamaan dengan pandangan keagamaan Partai Golkar.

Di hadapan sekitar 500 jemaah yang hadir, Ace juga sempat meminta doa dari para ulama, ustaz dan santri agar Partai Golkar bisa sukses menghadapi Pemilu 2024.

“Kita sekarang ini masuk Ramadan terakhir menuju 2024. Mudah mudahan Partai Golkar kembali merebut kemenangan,” ucapnya.

Di sisi lain, Pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan KH. Abdul Syakur Yasin atau Buya Syakur menyampaikan pentingnya tafsir kekinian dalam memahami Al-Qur’an. Hal ini agar umat tidak terjebak kepada pemahaman yang sempit dan kaku.

“Para ulama dulu ketika menafsirkan Al-Quran, menyusun fikih itu belum didukung dengan science and technology. Belum ada kemajuan ilmu pengetahuan, belum ada linguistik, belum ada morfologi, belum ada terminologi, belum ada sintaksis, ilmu shorof juga masih belum berkembang, jadi masih sangat sederhana sekali sehingga sering menimbulkan eksklusivisme,” ungkapnya.

Buya Syakur juga mengingatkan seluruh pihak untuk dapat melawan radikalisme agama dan membangun cara pandang keagamaan yang toleran dan terbuka tidak cukup dengan ceramah.

“Tidak cukup dengan kehadiran BNPT tidak cukup dengan Densus 88. Tidak cukup dengan kata-kata, tapi juga DPR berkewajiban mendorong pemerintah untuk membuat kurikulum pendidikan agama yang lebih berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan universal, adil, toleran dan terbuka,” pugkasnya.

Sebagai informasi, turut hadir dalam kegiatan Safari Ramadhan Partai Golkar Provinsi Jawa Barat di Indramayu ini antara lain Ketua Harian DPD Partai Golkar Jawa Barat, Daniel Mutaqien beserta pengurus DPD Partai Golkar Jabar lainnya, Ketua DPD Partai Golkar Indramayu, Syaefudin serta Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Hilal Himawan dan seluruh Anggota Fraksi Partai Golkar Kab. Indramayu.

Dalam kesempatan ini, Ace juga didampingi istri yang juga Ketua Ikatan Isteri Partai Golkar (IIPG) DPD Jabar, Hj. Rita Fitria Ace Hasan Syadzily.

Sumber: Detikjabar.id
Leave a Reply

Your email address will not be published.